Puisi - Suci dari Tebaran Deru

Engkau naif seperti derai air bertebaran,
didalam bekas yang hina berderu,
dzahirnya deru sangat kentara dari tempat yang tersinggahi,
namun tetap memancar kesucian yang terlindung jua,
yang bersemburat akan sebuah ilham,
dan
Saat cinta tidak hanya nampak dipelupuk mata,
jua cinta yang pelik hadir dalam jiwa,
biarpun salah sebab pandirnya mereka,
biarlah jua perbedzaan tersirat diantara kita,
kuharap engkau musti pahami dan berlapang dada,
entah itu dipandang sebagai nistaan atau muliaan,
namun tetaplah tegar sebab hakikat suatu cinta, hati lah yang merasakannya,
(cauda)
Selaksa jalan telah dilalui , pastilah suatu hari nanti
cahaya yang akan mengilhami dan pintu-pintu kan terbuka,
untuk kita langkah bersama, dalam singgahan nantinya akan memaknai suatu hakikat
deru kan jadi permata &
nista kan jadi mulia,
Bukan sebuah ilusif yang ku persembahkan,
tetapi sebuah ketulusan yang nyata, kutulis dalam takhlihat.
sebab cinta lautan berapi kan kurenang jua.
disadur dari : "Suci dalam Debu"
Kartasura, Juni 2014
dzahirnya deru sangat kentara dari tempat yang tersinggahi,
namun tetap memancar kesucian yang terlindung jua,
yang bersemburat akan sebuah ilham,
dan
Saat cinta tidak hanya nampak dipelupuk mata,
jua cinta yang pelik hadir dalam jiwa,
biarpun salah sebab pandirnya mereka,
biarlah jua perbedzaan tersirat diantara kita,
kuharap engkau musti pahami dan berlapang dada,
entah itu dipandang sebagai nistaan atau muliaan,
namun tetaplah tegar sebab hakikat suatu cinta, hati lah yang merasakannya,
(cauda)
Selaksa jalan telah dilalui , pastilah suatu hari nanti
cahaya yang akan mengilhami dan pintu-pintu kan terbuka,
untuk kita langkah bersama, dalam singgahan nantinya akan memaknai suatu hakikat
deru kan jadi permata &
nista kan jadi mulia,
Bukan sebuah ilusif yang ku persembahkan,
tetapi sebuah ketulusan yang nyata, kutulis dalam takhlihat.
sebab cinta lautan berapi kan kurenang jua.
disadur dari : "Suci dalam Debu"
Kartasura, Juni 2014
0 Komentar:
Post a Comment